top of page

Tips Tentang Konsistensi Naskah

  • Gambar penulis: Ayuwidya
    Ayuwidya
  • 15 Mar 2018
  • 2 menit membaca

Saat naskah selesai ditulis, penulis sebaiknya—harus menurut saya—melakukan self editing. Salah satu yang perlu dicermati saat editing ini adalah konsistensi. Sebutannya aja udah ngerepotin lidah ya, apalagi melakukannya. Sebagai editor yang malang, tapi nggak melintang-melintang juga, (<---- hah, apa sih ini?) inilah tips ala-ala saya, yang mudah-mudahan bisa membantu mengkonsistenkan naskah.




Ide: misalnya kita mau ganti nama tokoh ‘Selamet’ dengan ‘Romeo’ supaya lebih kekinian dan keluar aura kegantengannya.


Masalah: naskah ada 1.000 bab. Bayangkan, ada berapa ‘Selamet’ yang harus ditendang dari sana.


Pemecahan masalah umunya: CTRL+F lalu replace semua ‘Selamet’ dengan ‘Romeo’.


Pemecahan masalah ala-ala saya:

Tips step by step:

1. Jangan langsung direplace si ‘Selamet’ itu. Kuatkan hatimu dengan si ‘Selamet’ sampai bab 1.000. Catat ‘Selamet ---> Romeo’ di notes dengan judul KONSISTENSI atau REPLACE.



2. Selama kita ngedit, seringnya, di tengah jalan, kita nemu harta karun, kata-kata yang nggak pantes macam ‘Selamet’ dan pengin kita ganti yang lebih oke. Inapkan juga kata-kata yang nggak karuan itu di notes, nanti kita akan punya daftar panjang kata-kata yang harus kita ganti.

3. Kalau sudah selesai editing sampai bab 1.000, baru deh, kita buka notes kita dan kita mainkan tombol REPLACE ALL. Ganti semua kata yang ada dalam daftar dengan yang lebih cocok.


4. Nanti, pada final editing, kita bisa baca naskah dalam versi kata-kata yang sudah kita ganti tadi.

Mungkin kamu bertanya,

“Kenapa nggak langsung aja direplace si ‘Selamet’ itu? kenapa proses konsistensi/replacing ini harus nunggu sampai selesai editing naskah?”


Saat mengedit, kadang kita menambahkan tulisan, bisa saja kita nggak sengaja selingkuh, yang kita tulis ‘Selamet’ bukan ‘Romeo’, lalu abadilah si ‘Selamet’ itu sebagai ‘Selamet’, sebab proses reinkarnasi ‘Selamet’ jadi ‘Romeo’ sudah lewat. Maksudnya replacenya kan udah duluan tadi, ‘Selamet’ yang baru kita tulis nggak kena efek replace. Semoga paham.


“Bagaimana kalau kita replace kata ‘Selamet’ satu per satu?”


Inilah tanda-tanda kiamat. Kemunduran zaman. Saya selalu mengedit dalam bentuk print out. Kalau setiap ketemu kata-kata macam ‘Selamet’ saya buka komputer (softcopy): Betapa repotnya. Kertas-komputer-kertas-komputer-kertas-komputer, seterusnya sampai 1.000 bab.


“Maksud saya, ganti manual. Coret setiap kali nemu ‘Selamet’ pakai pulpen merah.”


Kalau mata kita lagi siwer, Selamet yang lagi nyempil bisa nggak kelihatan. Devil works in detail. Daripada saya mikirin dan mengawasi ‘Selamet’ terus menerus (untuk direplace), mendingan konsen pada kalimat yang sedang dibaca. Biarlah Selamet mejeng di notes. Ini menghemat kapasitas otak saya yang nggak seberapa.


Kita juga bisa mengisi note KOSISTENSI atau REPLACE ini, terutama dengan:


- Typo yang sifatnya menjamur.

Maksunya, kita selalu menggunakan kata ‘fikir’, lalu saat kita ngedit dan lihat kamus, ternyata yang benar adalah ‘pikir’.


- Kata-kata yang tidak konsisten.

Contohnya, di satu tempat kita tulis ‘coklat’ di tempat lain, sudah benar ‘cokelat’ dan kata ‘cokelat’ itu banyak kita pakai di naskah.


Ini cara yang nyaman dan efektif untuk saya. Mudah-mudahan bisa memudahkan juga untuk yang lain ya.



Comments


  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • Instagram Social Icon

Get in touch on  

© 2023 by Samanta Jonse. Proudly created with Wix.com

bottom of page